Minggu, 03 Juni 2012

Disfungsi Psikologis

Psikopatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari proses dan perkembangan gangguan mental.

Pendekatan Medis pada Gangguan Mental 
  • Tradisi psikiatri medis paling terwakili oleh Emil Kraepelin (1855 – 1926). Ia mencoba mendaftar gejala-gejala yang tampak dari disfungsi mental, kemudian mengklasifikasikan pasien berdasarkan pola simtom dan mengidentifikasi serta mengklasifikasikan penyakit mental. 
  • Kraepelin melabel 2 penyakit mental parah yang paling umum yakni dementia praecox(sekarang lebih dikenal dengan sebutan skizofrenia, dari istilah Eugen Bleuler) dan manic-depressive psychosis.

Pendekatan psikologis pada gangguan mental
  • Psikopatologi tidak hanya mengetengahkan konsep penyakit psychological functioning, tapi juga mengetengahkan bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor psikologis.
  • Orientasi psikogenik muncul pada studi tentang histeria, yaitu suatu kondisi neurotis yang sering ditandai dengan gejala fisik seperti, mati rasa, kebutaan dan juga gejala behavioral seperti kehilangan memori, kepribadian atau kondisi emosi yang tidak menentu. Pada abad 18 dan 19, di Eropa banyak dijumpai subjek yang mengalami simtom histeria tersebut.
  • Untuk menjelaskan terjadinya histeria tersebut, muncul beberapa pandangan yang berorientasi psikogenik.     Salah satunya adalah dokter Austria, Franz Anton Mesmer (1734 – 1815).
  • Studi tentang histeria ini menggunakan metode hipnotis. Di bawah kondisi hipnotis, pasien dengan histeria dapat memunculkan kembali simtom histeria yang biasanya muncul. Hipnotis kemudian menjadi suatu metode yang penting dalam treatment psikologis, terutama psikoanalisa yang biasa menggunakan asosiasi bebas dan interpretasi mimpi untuk mengeksplorasi alam bawah sadar.
  • Selain hipnotis, metode lain yang digunakan untuk melakukan terapi pada gangguan mental adalah katarsis yang dikenalkan oleh Josef Breuer dan kemudian dikembangkan oleh Sigmund Freud.
  • Katarsis adalah suatu metode terapeutik dimana pasien diminta untuk mengingat kembali dan melepaskan emosi yang tidak menyenangkan, mengalami kembali ketegangan dan ketidakbahagiaannya dengan tujuan untuk melepaskan dari penderitaan emosional.
  • Mesmer, Charcot, Breuer dan Freud mengembangkan metode hipnotis dan katarsis. Hal itu menunjukkan adanya orientasi psikogenik terhadap gangguan mental.

Model Disfungsi Psikologis
Model Medis : disfungsi psikologis terjadi karena adanya gangguan organis, misalnya seperti depresi dan skizofrenia kronis yang disebabkan oleh adanya gangguan pada otak.

Model Psikodinamik : disfungsi psikologis lebih mengarah pada proses ketidaksadaran, dimana pusat ketidaksadaran sebagai pusat perilaku yang dominan, yaitu id. Ego dan superego yang saling berinteraksi dan sewaktu-waktu dapat menimbulkan konflik. Konflik ini menimbulkan kecemasan hingga menjadi gangguan psikologis.

Model Belajar : disfungsi psikologis terjadi karena adanya kesalahan dalam proses belajar individu

Model Sistem : disfungsi psikologis terjadi karena seseorang merasa tersakiti bila menjalin hubungan sosial, seseorang berusaha mengubah peran atau interaksinya dengan lingkungan sosial tanpa memiliki keterampilan untuk mengatasi.



Klasifikasi Gangguan Jiwa pada PPDGJ ( Pedoman Penggolongan Penyakit dan Diagnosis Gangguan Jiwa)


F0 Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Simtomatik 
Gangguan mental organic = gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik = pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.
Gambaran utama:
· Gangguan fungsi kongnitif
· Gangguan sensorium – kesadaran, perhatian
· Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikir (waham), mood dan emosi



Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya 


F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham 
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian

F3 Gangguan Suasana Perasaan (Mood Afektif) 
Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu

F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan GangguanTerkait Stres 

F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan GangguanFisiologis dan Faktor Fisik 

F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa 
Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain. Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi faktor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.

F7 Retardasi Mental 
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif selalu ada.

F8 Gangguan Perkembangan Psikologis 
Gambaran umum
· Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak
·Adanya keterlambatan perkembangan fungsi-fungsi yang berhubungan erat dengan kematangan biologis susunan saraf pusat
· Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang khas bagi banyak gangguan jiwa


Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk bahasa, ketrampilan visuo-spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia


F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan Remaja 

Diagnosis Multiaksial
  Aksis I  : gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi   fokus perhatian klinis
  Aksis II : gangguan kepribadian, retardasi mental
  Aksis III : kondisi medik umum/disfungsi medis
  Aksis IV: masalah psikososial dan lingkungan
  Aksis V : penilaian fungsi adaptif klien secara global


Tidak ada komentar:

Posting Komentar