Asumsi psikodinamika mengenai perilaku manusia
dan masalah psikologis:
a. Psikodinamika
menganggap perilaku manusia dipengaruhi oleh dorongan intrapsikis (termasuk
pikiran), motif, konflik, dan impuls yang tidak disadari.
b. Beragam
mekanisme pertahanan ego yang adaptif dan maladaptif biasanya berhubungan
dengan konflik yang tidak terselesaikan, kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan,
dan khayalan-khayalan yang berpengaruh terhadap perilaku normal maupun tidak
normal.
c. Pengalaman
dan hubungan terdahulu, seperti hubungan antara anak-anak dan orang tua mereka,
memainkan peranan penting dalam perkembangan psikologis dan perilaku orang
dewasa.
d. Pemahaman
mengenai implikasi-implkasi ketidaksadaran ditambah kerja sama dengan mereka
(membahas dan mengintegrasikan mereka ke dalam kehidupan sehari-hari) membantu
meningkatkan fungsi psikologis dan perilaku.
Perspektif
ini beranggapan bahwa proses belajar terjadi melalui observasi. Dengan demikian, perilaku dapat dipelajari dan dikembangkan dengan
melihat perilaku orang lain alih-alih berlatih sebuah perilaku atau penguatan
pribadi atas perilaku yang diberikan.
Sebagai contoh, seseorang mungkin belajar untuk tidak berjalan melewati sebuah genangan yang dalam dengan melihat orang lain yang tidak nyaman ketika melewati genangan itu.
Perspektif belajar sosial juga menyertakan peranan harapan dalam perkembangan perilaku. Julian Rotter mengusulkan bahwa perilaku yang terbentuk merupakan produk dari apa yang diharapkan seseorang terjadi setelah membuat respon balik. Pentingnya hasil yang diharapkan juga berpengaruh pada kemungkinan dari perilaku tersebut. Sebagai contoh, seseorang akan mengeluarkan banyak uang dan mendedikasikan hidupnya selama beberapa tahun untuk memperoleh gelar sarjana karena dia mengaggap bahwa gelar sarjana akan menghasilkan karir dan kehidupan yang memuaskan.
Sebagai contoh, seseorang mungkin belajar untuk tidak berjalan melewati sebuah genangan yang dalam dengan melihat orang lain yang tidak nyaman ketika melewati genangan itu.
Perspektif belajar sosial juga menyertakan peranan harapan dalam perkembangan perilaku. Julian Rotter mengusulkan bahwa perilaku yang terbentuk merupakan produk dari apa yang diharapkan seseorang terjadi setelah membuat respon balik. Pentingnya hasil yang diharapkan juga berpengaruh pada kemungkinan dari perilaku tersebut. Sebagai contoh, seseorang akan mengeluarkan banyak uang dan mendedikasikan hidupnya selama beberapa tahun untuk memperoleh gelar sarjana karena dia mengaggap bahwa gelar sarjana akan menghasilkan karir dan kehidupan yang memuaskan.
Teori
humanistik mengasumsikan pendekatan phenomenological yang menekankan setiap individu
mempersepsikan pengalaman dunianya. Perspektif humanistik cenderung melihat
orang aktif, berpikir, kreatif, dan pertumbuhan orientatif. Membantu orang
melalui pemahaman perhatian, perasaan, dan perilaku melalui mata pasien. Para
ahli Humanistik cenderung untuk mengasumsikan orang itu pada dasarnya baik
intensinya dan bahwa mereka secara alami bekerja keras ke arah pertumbuhan,
cinta, kreativitas, dan aktualisasi diri. Aktualisasi diri membantu ke arah
kemajuan dalam hidup, ke arah pertumbuhan yang lebih baik, damai, dan
penerimaan lebih tajam dan hal lainnya. Bukannya memusatkan pada masa lalu,
ahli teori humanistik fokus terhadap “disini dan sekarang” atau saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar