Minggu, 03 Juni 2012

KAMI ADALAH ...





Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang membuat blog ini sebagai tugas display Psikologi Klinis. Blog ini berisi berbagai hal tentang Psikologi Klinis secara global. Izinkanlah kami untuk memperkenalkan anggota-anggota kami terlebih dahulu:

Vonny Pricelia                    111111049
M. Garin Herlambang         111111055
Ardhi Ichsandyarrachman    111111056
Dwi Sandy K.                      111111057
Firman Rasyidi                    111111187
Chresnahayu D.K.P.               111111197


Intervensi Klinis


marriage conseling
Intervensi : Terapi, Konseling

Memiliki istilah umum psikoterapi. 

Umumnya menampilkan 4 gambaran kegiatan yaitu :

  a. membangun hubungan yg murni (genuine) antara terapis dan klien


  b. membantu klien melakukan eksplorasi diri dengan cara-cara psikologis


c. terapis & klien bekerja sama memecahkan masalah psikologis klien dan mengembangkan fungsi pribadi (personal fuction) klien


d. Terapis membangun sikap dan mengajarkan ketrampilan kepada klien untuk menanggulangi stress dan mengendalikan kehidupan secara sendirinya dengan efektif



Assessment



Proses yang dilakukan oleh psikolog klinis dalam memperoleh pemahaman mengenai kebutuhan klien untuk membuat keputusan-keputusan. (Korchin, 1976).





Jenis Assessment :
a.      Formal Assessment : Diagnosis yang biasanya melibatkan pembelajaran sistematik klien melalui penggunaan wawancara, tes, dan observasi yang dibuat khusus dalam tahap-tahap yang dibedakan pada proses klinis. Merupakan prosedur inferensi statistik yang bersifat objektif.
b.      Informal Assessment : Para psikolog klinis yang menggunakan metode asesmen ini membuat rekomendasi berdasarkan interpretasi mereka sendiri dan melakukan penelitian pada aktivitas semacam ini karena mereka percaya bahwa mereka, atau profesi mereka, mahir dalam hal ini. Merupakan prosedur inferensi klinis yang bersifat subjektif.
 Planning data collection procedure
Tingkat asesmen

TINGKAT ASESMEN
JENIS DATA
Somatis
Golongan darah, pola respon somatis terhadap stres, fungsi hati, karakteristik genetis, riwayat penyakit, dsb
Fisik
Berat/tinggi badan, jenis kelamin, warna kulit, bentuk tubuh, tipe rambut, dsb
Demografis
Nama, umur, tempat/tanggal lahir, alamat, nomor telepon, pekerjaan, pendidikan, penghasilan, status perkawinan, jumlah anak, dsb
Overt Behavior
Kecepatan membaca, koordinasi mata-tangan, kemampuan conversation, ketrampilan bekerja, kebiasaan merokok, dsb
Kognitif
Respon terhadap tes intelegensi, daya pikir, respon terhadap tes persepsi, dsb
Emosi/ Afeksi
Perasaan, respon terhadap tes kepribadian, emosi saat bercerita, dsb
Lingkungan
Lokasi dan karakteristik tempat tinggal, deskripsi kehidupan pernikahan, karakteristik pekerjaan, perilaku anggota keluarga dan teman, nilai-nilai budaya dan tradisi, kondisi sosial ekonomi, lokasi geografis, dsb


         Collecting Assessment Data
·         Interview
·         Observasi
·         Tes
·         Life record




Processing Assessment Data
    Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya dalam asesmen adalah menentukan arti dari data tersebut. Jika informasi tersebut sekiranya berguna dalam pancapaian tujuan asesmen, maka informasi itu akan dipindahkan dari data kasar menjadi format interpretatif. Langkah tersebut biasanya disebut pemrosesan data asesmen atau clinical judgment. Klinisi cenderung melihat data asesmen melalui tiga cara yaitu : sebagai sampel, korelasi atau tanda (sign).

Communicating Assessment Data
Tiga kreteria laporan asessment :
  1. Jelas
  2. Relevan dengan tujuan
  3. Berguna


Tujuan Assessment
Ø  Klasifikasi, membantu psikolog klinis untuk mengelompokkan bentuk- bentuk disorder yang dialami oleh klien
Ø  Deskripsi, menjelaskan kategori atas faktor-faktor yang mendasar pada diri individu, antara lain: motivasi, fungsi intra fisik, keterbukaan pada terapis, kemampuan kesehatan mental
Ø  Prediksi, membuata sebuah perkiraan mengenai perilaku manusia. 

Penerapan Psikologi Klinis dalam Berbagai Bidang


Psikologi Pendidikan
o  Psikologi Pendidikan adalah wilayah terapan psikologi yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.
o  Pada setting psikologi pendidikan, psikologi klinis dapat membantu dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum di sekolah anak-anak berkubutuhan khusus maupun sekolah inklusi.

Psikologi Industri dan Organisasi
o  Psikologi Industri dan Organisasi adalah pembelajaran ilmiah dan praktek professional yang menerapkan konsep dan prinsip dalam dunia kerja.
o  Pada setting industri dan organisasi, psikologi klinis dapat membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan stress kerja (work stress)


Psikologi Sosial
     Psikologi sosial merupakan disiplin yang menggunakan metode ilmiah untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu dipengaruhi oleh aktual, dibayangkan atau tersirat kehadiran manusia lain (Allport,1985) 
q  Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai suatu kondisi kesehatan dimana individu menyadari kemampuanya, dapat menyesuaikan diri dengan tekanan hidup yang wajar, dapat bekerja secara produktif dan berhasil, dan mampu untuk memberikan suatu kontribusi positif bagi masyarakat.
q  Dalam kaitan ini, berarti kesehatan mental lebih dari sekedar tidak adanya gangguan mental atau penyakit mental.
q  Ada berbagai dampak sosial, kultural, fisik dan pendidikan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
q  Dalam kondisi seperti ini Psikologi Klinisa mempunyai peran untuk membantu menyelesiakan persoalan-persoalan yang berkaitan daengan disfungsi atau penyakit mental yang terjadi pada suatu masyarakat melalui pendekatan psikologi komunitas.

Psikologi Perkembangan
o  Psikologi Perkembangan merupakan studi ilmiah mengenai perubahan psikologis sistematis yang terjadi selama rentang waktu kehidupan.
o  Pada setting perkembangan, psikologi klinis dapat membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan penanganan kasus-kasus abnormalitas pada tiap rentang usia, mulai dari masa bayi hingga lansia.

Berbagai Kajian Psikologi Klinis



Health Psychology
      Definisi psikologi kesehatan adalah semua aspek psikologi yang berhubungan dengan pengalaman sehat dan sakit serta perilaku yang mempengaruhi status kesehatan. Secara sederhana yaitu studi tentang apa yang dilakukan orang untuk menjadi dan untuk tetap sehat, dalam kondisi seperti apa mereka menjadi sakit dan apa yang mereka lakukan begitu mereka sakit. Psikologi kesehatan sebagai pengetahuan social-psychological dapat digunakan untuk mengubah pola health behavior dan mengurangi pengaruh dari psychosocial stress.
Secara lebih operasional, psikologi kesehatan dapat dimanfaatkan untuk :
    Mengevaluasi tingkah laku dalam etiologi penyakit 
    Memprediksi tingkah laku tidak sehat
    Memahami peran psikologi dalam experience of illness 
    Mengevaluasi peran psikologi dalam treatmen
    Selain itu, teori-teori psikologi juga dapat dimanfaatkan dalam mempromosikan tingkah laku sehat dan mencegah sakit/munculnya penyakit dalam skala individu maupun yang lebih luas (kelompok, komunitas maupun masyarakat)


Neuropsychology
  Neuropsikologi klinis adalah bagian dari psikologi terapan yang berhubungan dengan bagaimana perilaku dipengaruhi oleh cedera dan disfungsi otak (mempelajari hubungan otak dan perilaku). Dengan perawatan primer dan fokusnya pada model biopsikososial, seorang neuropsikologi klinis merupakan contoh pendekatan yang holistik dan terintegrasi terhadap asesmen. (Bigler dan Dodrill,1997)




Penyebab kerusakan otak :
   Trauma atau luka kepala
   Kecelakaan Cerebrovaskuler
   Tumor
 Penyakit Degeneratif, misalnya parkinson, alzheimer, dan demensia
  Kekurangan nutrisi otak, gangguan keracunan, maupun penyalahgunaan alkohol dan zat adiktif.



Community Psychology

 Secara umum, Psikologi komunitas didefinisikan sebagai suatu pendekatan kepada kesehatan mental yang menekankan pada peran lingkungan dalam menciptakan masalah atau mengurangi masalah. Dua hal yang melekat dlm konsep psikologi komunitas, yaitu pencegahan dan pemberdayaan.

  Psikologi komunitas lebih berorientasi kepada tindakan preventif (pencegahan). Artinya  psikologi komunitas berusaha untuk mencegah permasalahan terjadi ke depan, dibandingkan menunggu permasalahan tersebut muncul dan menjadi lebih serius.

 intervensi dan perubahan dlm pndekatan psikologi komunitas:
1. konsultasi
2. Community Lodge
3. intervensi krisis
4. intervensi pada usia dini
5. pengembangan berbagai program pelatihan

Psychofarmacology

  Psikofarmakologi mengacu pada studi tentang obat- obatan yang mengendalikan aktivitas- aktivitas yang dikontrol oleh sistem saraf. Penekanan pada beberapa macam obat Psychotropica. Konsep fundamental psikofarmakologi adalah pengikatan obat- obatan ke reseptor



Forensic Psychology



Sundberg et,al (2007) memberikan defenisi psikologi ferensik sebagai kajian ilmiah psikologi termasuk isu – isu klinis yang diaplikasikan pada beberapa bagian sistem hukum atau sistem peradilan. Kemudian, dalam Committee on ethical guidelines for forensic psychologists (1991), psikologi adalah semua pekerjaan psikologi yang secara langsung membantu pengadilan, pihak-pihak yang terlibat proses hukum, fasilitas-fasilitas kesehatan mental koreksional dan forensik, dan badan badan adminitratif, judikatif dan legislatif yang bertindak dalam sebuah kapasitas judisial. Layanana psikologi forensik pada Psikologi hukum adalah semua bentuk pelayanan psikologi yang dilakukan di dalam hukum.

Peranan psikologi forensik adalah sebagai:
  1. Ahli judisial yang menelaah variabel variabel yang berperan dalam tindak kejahatan 
  2. Evaluasi mental korban kecelakaan kerja 
  3. Edukasi kepada penuntut dan pembela hukum tentang aspek aspek psikologis penganiayaan seksual pada anak 
  4. Dll
Fungsi utama dalam setting hukum adalah membantu para administrator, hakim, anggota juri dan pengacara dalam mengambil keputusan hukum yang lebih didasari informasi yang cukup.

Disfungsi Psikologis

Psikopatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari proses dan perkembangan gangguan mental.

Pendekatan Medis pada Gangguan Mental 
  • Tradisi psikiatri medis paling terwakili oleh Emil Kraepelin (1855 – 1926). Ia mencoba mendaftar gejala-gejala yang tampak dari disfungsi mental, kemudian mengklasifikasikan pasien berdasarkan pola simtom dan mengidentifikasi serta mengklasifikasikan penyakit mental. 
  • Kraepelin melabel 2 penyakit mental parah yang paling umum yakni dementia praecox(sekarang lebih dikenal dengan sebutan skizofrenia, dari istilah Eugen Bleuler) dan manic-depressive psychosis.

Pendekatan psikologis pada gangguan mental
  • Psikopatologi tidak hanya mengetengahkan konsep penyakit psychological functioning, tapi juga mengetengahkan bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor psikologis.
  • Orientasi psikogenik muncul pada studi tentang histeria, yaitu suatu kondisi neurotis yang sering ditandai dengan gejala fisik seperti, mati rasa, kebutaan dan juga gejala behavioral seperti kehilangan memori, kepribadian atau kondisi emosi yang tidak menentu. Pada abad 18 dan 19, di Eropa banyak dijumpai subjek yang mengalami simtom histeria tersebut.
  • Untuk menjelaskan terjadinya histeria tersebut, muncul beberapa pandangan yang berorientasi psikogenik.     Salah satunya adalah dokter Austria, Franz Anton Mesmer (1734 – 1815).
  • Studi tentang histeria ini menggunakan metode hipnotis. Di bawah kondisi hipnotis, pasien dengan histeria dapat memunculkan kembali simtom histeria yang biasanya muncul. Hipnotis kemudian menjadi suatu metode yang penting dalam treatment psikologis, terutama psikoanalisa yang biasa menggunakan asosiasi bebas dan interpretasi mimpi untuk mengeksplorasi alam bawah sadar.
  • Selain hipnotis, metode lain yang digunakan untuk melakukan terapi pada gangguan mental adalah katarsis yang dikenalkan oleh Josef Breuer dan kemudian dikembangkan oleh Sigmund Freud.
  • Katarsis adalah suatu metode terapeutik dimana pasien diminta untuk mengingat kembali dan melepaskan emosi yang tidak menyenangkan, mengalami kembali ketegangan dan ketidakbahagiaannya dengan tujuan untuk melepaskan dari penderitaan emosional.
  • Mesmer, Charcot, Breuer dan Freud mengembangkan metode hipnotis dan katarsis. Hal itu menunjukkan adanya orientasi psikogenik terhadap gangguan mental.

Model Disfungsi Psikologis
Model Medis : disfungsi psikologis terjadi karena adanya gangguan organis, misalnya seperti depresi dan skizofrenia kronis yang disebabkan oleh adanya gangguan pada otak.

Model Psikodinamik : disfungsi psikologis lebih mengarah pada proses ketidaksadaran, dimana pusat ketidaksadaran sebagai pusat perilaku yang dominan, yaitu id. Ego dan superego yang saling berinteraksi dan sewaktu-waktu dapat menimbulkan konflik. Konflik ini menimbulkan kecemasan hingga menjadi gangguan psikologis.

Model Belajar : disfungsi psikologis terjadi karena adanya kesalahan dalam proses belajar individu

Model Sistem : disfungsi psikologis terjadi karena seseorang merasa tersakiti bila menjalin hubungan sosial, seseorang berusaha mengubah peran atau interaksinya dengan lingkungan sosial tanpa memiliki keterampilan untuk mengatasi.



Klasifikasi Gangguan Jiwa pada PPDGJ ( Pedoman Penggolongan Penyakit dan Diagnosis Gangguan Jiwa)


F0 Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Simtomatik 
Gangguan mental organic = gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik = pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.
Gambaran utama:
· Gangguan fungsi kongnitif
· Gangguan sensorium – kesadaran, perhatian
· Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikir (waham), mood dan emosi



Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya 


F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham 
Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian

F3 Gangguan Suasana Perasaan (Mood Afektif) 
Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu

F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan GangguanTerkait Stres 

F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan GangguanFisiologis dan Faktor Fisik 

F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa 
Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain. Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi faktor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.

F7 Retardasi Mental 
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif selalu ada.

F8 Gangguan Perkembangan Psikologis 
Gambaran umum
· Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak
·Adanya keterlambatan perkembangan fungsi-fungsi yang berhubungan erat dengan kematangan biologis susunan saraf pusat
· Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang khas bagi banyak gangguan jiwa


Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk bahasa, ketrampilan visuo-spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia


F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan Remaja 

Diagnosis Multiaksial
  Aksis I  : gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi   fokus perhatian klinis
  Aksis II : gangguan kepribadian, retardasi mental
  Aksis III : kondisi medik umum/disfungsi medis
  Aksis IV: masalah psikososial dan lingkungan
  Aksis V : penilaian fungsi adaptif klien secara global


Conceptual Framework



      Pendekatan Psikodinamika

Asumsi psikodinamika mengenai perilaku manusia dan masalah psikologis:
a. Psikodinamika menganggap perilaku manusia dipengaruhi oleh dorongan intrapsikis (termasuk pikiran), motif, konflik, dan impuls yang tidak disadari.
b. Beragam mekanisme pertahanan ego yang adaptif dan maladaptif biasanya berhubungan dengan konflik yang tidak terselesaikan, kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan, dan khayalan-khayalan yang berpengaruh terhadap perilaku normal maupun tidak normal.
c. Pengalaman dan hubungan terdahulu, seperti hubungan antara anak-anak dan orang tua mereka, memainkan peranan penting dalam perkembangan psikologis dan perilaku orang dewasa.
d. Pemahaman mengenai implikasi-implkasi ketidaksadaran ditambah kerja sama dengan mereka (membahas dan mengintegrasikan mereka ke dalam kehidupan sehari-hari) membantu meningkatkan fungsi psikologis dan perilaku.

Pendekatan Belajar Sosial

Perspektif ini beranggapan bahwa proses belajar terjadi melalui observasi. Dengan demikian, perilaku dapat dipelajari dan dikembangkan dengan melihat perilaku orang lain alih-alih berlatih sebuah perilaku atau penguatan pribadi atas perilaku yang diberikan. 
Sebagai contoh, seseorang mungkin belajar untuk tidak berjalan melewati sebuah genangan yang dalam dengan melihat orang lain yang tidak nyaman ketika melewati genangan itu. 
Perspektif belajar sosial juga menyertakan peranan harapan dalam perkembangan perilaku. Julian Rotter mengusulkan bahwa perilaku yang terbentuk merupakan produk dari apa yang diharapkan seseorang terjadi setelah membuat respon balik. Pentingnya hasil yang diharapkan juga berpengaruh pada kemungkinan dari perilaku tersebut. Sebagai contoh, seseorang akan mengeluarkan banyak uang dan mendedikasikan hidupnya selama beberapa tahun untuk memperoleh gelar sarjana karena dia mengaggap bahwa gelar sarjana akan menghasilkan karir dan kehidupan yang memuaskan. 

          Pendekatan Humanistik

Teori humanistik mengasumsikan pendekatan phenomenological yang menekankan setiap individu mempersepsikan pengalaman dunianya. Perspektif humanistik cenderung melihat orang aktif, berpikir, kreatif, dan pertumbuhan orientatif. Membantu orang melalui pemahaman perhatian, perasaan, dan perilaku melalui mata pasien. Para ahli Humanistik cenderung untuk mengasumsikan orang itu pada dasarnya baik intensinya dan bahwa mereka secara alami bekerja keras ke arah pertumbuhan, cinta, kreativitas, dan aktualisasi diri. Aktualisasi diri membantu ke arah kemajuan dalam hidup, ke arah pertumbuhan yang lebih baik, damai, dan penerimaan lebih tajam dan hal lainnya. Bukannya memusatkan pada masa lalu, ahli teori humanistik fokus terhadap “disini dan sekarang” atau saat ini.

Definisi dan Ruang Lingkup




Psikologi klinis merupakan bentuk psikologi terapan untuk menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku individu dengan menggunakan metode pengukuran assessment, analisa dan observasi serta uji fisik dan riwayat sosial agar dapat diperoleh saran dan rekomendasi untuk membantu penyesuaian diri individu secara tepat.
 (American Psychological Association: 1935)

Psikologi Klinis merupakan bidang yang membahas kajian, diagnosis dan penyembuhan (treatment) masalah-masalah psikologis, gangguan (disorder) atau tingkah laku abnormal.
(Phares : 1992)

Psikologi klinis dapat diartikan secara sempit maupun luas, yaitu mempelajari orang-orang abnormal dengan menggunakan assessment sebagai bagian integral yang biasa digunakan, membahas kesulitan-kesulitan maupun rintangan emosional pada manusia tanpa memandang normal atau abnormal serta melihat gejala yang dapat memungkinkan mengurangi kebahagiaan manusia


Peran Psikologi Klinis

·     Intervensi (terapi, konseling) : membantu klien menyelesaikan permasalahan psikologis, terutama pada sisi emosional.
· Assessment : proses pengumpulan informasi mengenai klien untuk mendapatkan pemahaman yang lebih sebagai dasar pengambilan keputusan
·   Mengajar : memberi informasi dan pengajaran mengenai topic-topik yang termasuk dalam ruang lingkup kajian psikologi klinis
·   Konsultasi : usaha langsung dalam memberi masukan pada masalah klien, termasuk memberi bimbingan kelompok, perseorangan dan organisasi untuk mengembangkan kualitas diri, sistem dan organisasinya.
·     Administrasi : dilaksanakan oleh psikolog klinis sesuai dengan jabatan dalam posisi manajerial seperti di Rumah Sakit, Universitas dan klinik rawat jalan.
·  Penelitian : dikerjakan oleh psikolog klinis dalam berbagai macam riset investigasi, mengkaji pendekatan terapi, penyebab disfungsi psikologis dan akurasi prosedur asesmen yang berbeda.



Etika psikologi dan Prinsip Umum Perilaku
·     Kompetensi
·     Integritas
·    Tanggung jawab keilmuan dan professional
·  Peduli pada martabat dan kesejahteraan manusia
·    Peduli pada keselamatan serta kesejahteraan orang lain
·     Memiliki tanggung jawab sosial